Butuh Kacamata Baru?
Saya sudah menggunakan kacamata selama 32 tahun. Tanpa kacamata, semuanya terlihat kabur dan tidak jelas. Saya sangat tergantung pada kacamata saya sehingga kacamata adalah benda pertama yang saya raih setiap pagi dan yang terakhir saya letakkan di malam hari. Segala sesuatunya selalu saya lihat melalui kacamata saya.
Dengan cara yang serupa, masing-masing kita mempunyai kacamata rohani yang melaluinya kita melihat diri kita sendiri dan dunia di sekeliling kita. Sadar atau tidak, kita menggunakan ‘kacamata yang tidak tampak' sepanjang waktu. Kita dapat melihat diri kita melalui ‘kacamata kedagingan' dari diri kita sendiri atau melalui ‘kacamata rohani' dari sudut pandangNya. Apa yang kita lihat akan bervariasi, bisa juga berbeda jauh antara satu dengan yang lainnya, tergantung pada jenis ‘kacamata' yang kita gunakan.
Jika kita memakai ‘kacamata kedagingan', semuanya terlihat tidak seperti yang sebenarnya. Kita akan melihat diri sendiri lebih besar dari kehidupan atau lebih kecil dari yang lain serta tidak layak diperhitungkan. ‘Kacamata kedagingan' memberikan fokus pada diri sendiri, memberikan kepada kita pendapat yang berlebihan atau pendapat yang merendahkan diri kita sendiri. Kita mungkin akan melihat diri kita sebagai seorang yang mandiri, percaya diri, dapat diandalkan, dan berkecukupan, atau melihat diri kita sebagai orang yang penuh keraguan, mengasihani diri sendiri, bodoh, menghakimi diri sendiri, dan benci diri sendiri. Tidak ada yang dapat lebih memuaskan iblis saat dia menyaksikan kita sedang memandang melalui ‘kacamata kedagingan' begitu lama hingga kita menghancurkan diri sendiri.
Namun Tuhan tidak menghendaki kita memandang hidup kita seperti itu. Dia mau kita melihat diri kita sendiri melalui mataNya. Lewat kacamata Tuhan, kita melihat diri kita sendiri sebagaimana Tuhan melihat kita, sebagai ciptaan yang baru, seorang yang dibenarkan dalam Allah oleh Yesus Kristus, diterima sebagai kesayanganNya. Melalui kacamata Tuhan, kita mampu melihat potensi kita yang tak terbatas di dalam Dia, dibanding keterbatasan dan kelemahan dalam diri kita sendiri. Jika kita melihat diri kita penuh dengan kesalahan, kecerobohan, dan kegagalan, jelas kita akan merasa tidak aman dan tidak percaya diri. Namun jika kita melihat diri kita lebih dari pemenang dan mampu melakukan semua hal melalui Dia yang memberikan kita kekuatan, maka kita akan merasa aman dan percaya diri untuk menjadi sukses.
Melihat Berarti Mempercayai
Bagaimana kita melihat diri kita sangat mempengaruhi dan membentuk apa yang kita percayai atau yakini tentang diri kita sendiri. Hal itu juga menyingkapkan dari mana kita mendapatkan kepercayaan diri dan rasa aman kita, serta di mana kita meletakkan kepercayaan diri dan rasa aman kita. Rasa tidak aman dan tidak adanya kepercayaan diri sangat berkaitan. Seseorang yang tidak aman adalah seseorang yang tanpa kepercayaan diri. Dengan kata lain, seseorang yang aman adalah orang yang percaya diri.
Jadi, dari mana kita mendapatkan kepercayaan diri? Ini kata kuncinya, ‘Apa yang pertama kali kita raih setiap paginya untuk membantu kita melihat lebih jelas sepanjang hari itu? Kepada siapa atau ke mana kita berpaling setiap kali kita mengalami masalah atau kebuntuan?' Dalam skala besar, itulah yang menunjukkan sumber kepercayaan diri dan rasa aman kita. Ya, ada banyak hal dalam hidup ini yang bisa dijadikan sumber kepercayaan diri kita. Tapi hanya satu yang bisa diandalkan, dan yang tidak pernah akan berubah, yaitu Tuhan.
Ingatlah, tidak ada yang abadi dalam kedagingan kita, jadi jangan meletakkan kepercayaan diri dan rasa aman kita di dalamnya. Kita tidak bisa melakukan apa-apa jika kita terpisah dari Yesus. Tapi di dalam Dia dan melalui Dia, kita dapat melakukan banyak hal. Jangan mengandalkan diri kita sendiri. Buanglah kacamata lama kita dan pakailah kacamata Tuhan, yang anti gores, dengan perlindungan lapisan darah Yesus yang kita butuhkan, dan tidak akan pernah ketinggalan jaman.